PROSPEK AGRIBISNIS PISANG DI KABUPATEN CIANJUR

Siapa yang belum pernah makan pisang? Wah pasti semua sudah makan, Pisang adalah salah komoditi buah-buahan komersial yang menguntungkan karena mudah dipelihara, dapat diusahakan diberbagai ekosistem dan dapat menghasilkan sepanjang tahun, memiliki berbagai macam varietas,  mengandung nilai gizi tinggi dan dapat digunakan dalam berbagai ragam penggunaan, sebagai buah segar maupun olahan,  memiliki pangsa pasar yang sangat luas, baik pasar global maupun pasar domestik. 

Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten penghasil pisang di Jawa Barat, selama 10 tahun terakhir daerah tersebut dapat menghasilkan produksi pisang dari berbagai varietas  rata-rata lebih dari 70.000 ton per tahun.  Beberapa varietas/ jenis pisang yang banyak dipelihara antara lain pisang mas, pisang muli, pisang nangka, pisang lumut, pisang ambon, pisang raja bulu dan pisang tanduk. 

Seluruh kecamatan di Kabupaten Cianjur dapat menghasilkan aneka pisang, terutama di beberapa kecamatan yang berada sekitar kaki Gunung Gede meliputi Kecamatan: Pacet, Cipanas, Sukaresmi, Cugenang,  Cikalongwetan. Warungkondang, Gekbrong dan Cibeber, dikembangkan beberapa jenis pisang terutama pisang-pisang eksotik seperti pisang; Ambon,  Raja Bulu, Lumut dan Pisang Mas. Pisang-pisang yang dihasilkan dari daerah-darah tersebut  dikenal dengan sebutan “Pisang Girang”.

“Pisang Girang” adalah sebutan populer  bagi pisang-pisang  yang di hasilkan dari daerah dataran tinggi disekitar kaki Gunung Gede terutama  Kecamatan; Sukaresmi, Cikalongkulon, Cugenang, Warungkondang, Gekbrong dan Cibeber.  Wilayah kecamatan tersebut selanjutnya disebut sebagai sentra produksi pisang Cianjur. Pisang-pisang yang dihasilkan darii kecamatan tersebut terutama Pisang Ambon Kuning, Pisang Lumut, dan Pisang Raja Bulu, memiliki ciri khas tersendiri yakni rasanya lebih manis, lebih renyah dan lebih gurih serta memiliki aroma yang khas  dibandingkan dengan pisang sejenis yang dihasilkan dari daerah lain. Keadaan ini diduga dipengaruhi oleh agroklimat terutama  jenis tanah yakni jenis tanah RENZINA yang konon kabarnya menurut seorang ahli tanah Prof. Dr. Syarifudin Karama,  di dunia ini  hanya terdapat di Cianjur Utara dan di Siberia.

 Pisang Girang  di sentra-sentra produksi dikembangkan  hampir di setiap rumah tangga, ditanam dipekarangan atau di lahan-lahan usahatani. Populasinya semakin meningkat dan teknis budidayanya pun semakin intensif. beberapa kebun  sudah memiliki sertifikat Prima III dan dalam proses menuju Prima II. Sebagian besar tanaman pisang di budidayakan secara tumpangsari dengan tanaman sayuran antara lain cengek, ceisin, tomat dan  jagung dengan jarak tanam pisang 2 m x 3 m  atau 2 m x 4 m.  Khususnya di pusat pertumbuhan dan pusat pembinaan PRIMATANI yakni di Kecamatan Cugenang teknik budidaya pisang sudah mengarah pada penerapan teknologi yang benar  atau Good Agricultural Practice (GAP) yang diimplementasikan melalui Standar Operating Prosedure (SOP) yaitu antara lain melaksanakan pemilihan bibit, pemupukan, pembersihan kebun, pengaturan anakan, pemberongsongan, pengendalian OPT, pemotongan jantung, pengggunaan agensia hayati dan penanganan hasil yang benar termasuk melakukan pencatatan usahatani ( farm recording ). 

Pisang Ambon Kuning  di Kecamatan Cugenang sudah ada yang mencapai hasil produksi 50 kg/ tandan dengan rata-rata produktivitas 25 kg/ tandan.  Kualitas  Pisang Ambon Kuning yang dihasilkan Grade A yakni jumlah buah per sisir lebih dari 12 buah dengan bobot per sisir lebih dari 3 kg sebanyak  25 % Grade B dengan jumlah buah per sisir 10-12 buah, bobot per sisir 2-5 kg - 3 kg sebanyak 45% dan Grade C yakni jumlah buah kurang dari 10 buah per sisir dan bobot per sisir kurang dari 2,5 kg sebanyak 30 %. Dengan kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan pisang, panen pisang dapat dilakukan sepanjang tahun, namun demikian panen raya terjadi pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Maret.

Dari uraian di atas semoga petani kita tidak hanya terpaku pada usaha tani padi sawah namun melirik agribisnis lain yang memiliki nilai komersil, sehingga memberikan pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat tani. Semoga...|Abdul Sidik|.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. mohon maaf mau sedikit koreksi di alenia ketiga ada kalimat: ".... meliputi Kecamatan: Pacet, Cipanas, Sukaresmi, Cugenang, Cikalongwetan. Warungkondang,....". cikalongwetan bukannya masuk kabupaten bandung?

    BalasHapus
  2. @Defsi Danial: Terima kasih, ya betul sepertinya ada kesalahan pengetikan ketikan salah "Cikalong Wetan" yang benar adalah "Cikalong Kulon". Sebagaimana yang diinformasikan di paragraf berikutnya (paragraf ke empat). Terima kasih atas saran dan koreksinya.

    BalasHapus

Untuk saling berbagi, silahkan berkomentar, saya sangat menghargai komentar anda, Tapi MAAF komentar Spam atau Iklan akan langsung saya hapus!